Senin, 16 November 2009

Hasrat Untuk Berubah (The Willingness of Change)
ditulis oleh seorang Anglican Arch Bishop

ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia. seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.
maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasil.
ketika usiaku semakin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
orang-orang yang paling dekat denganku.
tetapi malangnya, mereka pun tidak mau berubah.
dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
tiba-tiba kusadari:
andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
dan dengan menjadikan diriku sebagai teladan,
mungkin aku dapat mengubah keluargaku.
lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.
kemudian siapa tahu,
aku bahkan dapat mengubah dunia.

Selasa, 03 November 2009

air sungai...

traveling, adventuring.....kegiatan-kegiatan seperti itu membuatku merasa bebas....menikmati bau tanah yang basah karena guyuran hujan, menikmati bau pohon-pohon pinus di hutan pinus...hmmmmm...tiada duanya....merasakan cahaya matahari di alam bebas membuat diriku merasa berharga...berjalan sendiri di jalanan becek, terpeleset, kena duri...ahhh tak peduli, bahkan lintah yang menempel di kulit tak kuperhatikan, biarkan saja mereka kenyang...toh nanti juga pergi sendiri, bahkan kabut yang datang ketika mulai senja hingga dini hari membuatku selalu berkontemplasi....ribuan bintang di langit yang kelam selalu menjadi bagian yang terfavorit...apalagi jika disertai gurauan teman-teman seperjalanan, dan bagian itu selalu kurindukan.

ada satu hal lagi yang menjadi perhatianku...sungai...ketika duduk di bebatuan...sendiri...mataku tak lepas memandang aliran sungai...dari hulu ke hilir, kuperhatikan cara air sungai itu melewati dinding-dinding kokoh bebatuan yang menghalangi alirannya...sangat elegan...dia tak pernah marah karena sang batu menghalangi jalannya, malahan dia begitu ramah ketika melewati sang batu yang terkenal keras itu...air tak pernah berusaha mengusik atau memindahkan posisi batu untuk melewatinya...tau apa air lakukan??? ya...dia dengan begitu tenang dan ramah mencari celah di sekitar keberadaan batu, kemudian dia melewatinya, dan sang batu juga tidak pernah berusaha menghalanginya...keduanya begitu saling menghargai, dengan situasi seperti itu setiap makhluk yang ada di sekitarnya menjadi bahagia.